Waktu sungguh cepat berlalu, masih ingat dalam benak saat memilih jurusan untuk SNMPTN. Banyak hal yang ku - renungkan saat itu, berbagai pilihan ada di depan mata. Masa dimana seseorang yang beranjak dewasa mulai menentukan suatu pilihan hidup.
Ini ceritaku:
Pada hari pengumumman SNMPTN, banyak teman sejawat mulai update di sosial media masing - masing.
"Alhamdulillah, masuk di universitas ..."
"Yeah, masuk jurusan ..."
dan banyak lagi.
Pengumumman SNMPTN dimulai pukul 16.00 WIB, Tapi entah kenapa, aku tidak ingin segera mengetahui hasilnya dan menunggu setelah ba'da isya. Saat itu, aku berada di camp SBMPTN bersama para sahabat seperjuangan. Satu per satu dari kami membuka pengumumman SNMPTN tersebut, Akan tetapi, Salah satu sahabat yang mengawali melihat hasil pengumumman itu dan ternyata dinyatakan "Gagal diterima". Alhamdulillah, hal tersebut tidak membuat sahabatku mengalami kekecewaan yang teramat dalam. Sebab, diawal kami sudah diingatkan para mentor untuk tidak terlalu berharap dengan hasil pengumumman SNMPTN.
"Diterima SNMPTN ya Alhamdulillah, kalau tidak : tak perlu kecewa"
Maka dari itu, kami di camp SBMPTN untuk memperjuangkan masuk universitas lewat jalur tulis.
Euphoria pengumumman SNMPTN masih berlanjut, ternyata 12 orang dari kami dinyatakan "Lolos SNMPTN" sedangkan 10 lainnya masih perlu melanjutkan perjuangan. Suasana saat itu campur aduk, senang, bahagia, rasa syukur selau terucap dan sedih melihat sebagian dari kami belum lolos. Saat itu, bagi yang diterima mengkondisikan suasana untuk tidak melukai hati sahabat dan saling menyemangati satu sama lainnya.
Salah satu yang dinyatakan "Lolos SNMPTN" adalah aku.
"Alhamdulillah, masuk Universitas Airlangga", setelah melihat pengumumman tersebut. Aku langsung menghubungi kedua orang tua di rumah tentang kabar gembira ini. Respon keluarga dirumah juga sangat bahagia mengetahui berita tersebut. Terutama ibuku yang berharap putrinya dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri sejak dulu.
Hasil SNMPTN tersebut membuat segala kekhawatiran dan tekanan yang aku alami selama kelas 12 SMA lenyap begitu saja. Alhamdulillah, mendapat kesempatan menikmati bangku kuliah. (LRD)
Komentar
Posting Komentar